::

Kepala Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan (Distanbunakhut), Ali Effendi MM kepada Radar mengungkapkan, saat ini Kabupaten Cirebon masih menjadikan itik sebagai andalan komoditas ekonomi. Karena itik yang selama ini dikelola peternak selain mencukupi kebutuhan di Cirebon, pengirimannya juga dilakukan ke luar Jawa.

Di sini, kata Ali, peternakan itik tempatnya dikenal sebagai segitiga emas. Karena beberapa wilayah di kabupaten terdapat titik-titik yang selama ini memiliki peternakan itik. Seperti di Desa Kroya, Kecamatan Panguragan, Kapetakan, Babakan, Gebang, dan Losari. "Tempat peternakan itik sebenarnya cukup banyak. Mulai dari Cirebon bagian utara sampai Cirebon bagian timur," ujarnya.

Ali membeberkan, peternakan itik ada beberapa jenis. Mulai peternakan itik yang khusus di konsumsi telur dan dagingnya. Ada juga yang khusus menghasilkan DOD (penetasan anak itik) dan itik pengolahan daging.

Berapa produksi itik selama ini? Dia mengungkapkan, itik jenis DOD produksi per tahun rata-rata sekitar 8 juta ekor, sedangkan itik yang lebih difokuskan untuk bertelur produksinya mencapai 7 juta butir.

"Kalau ditanya angka produksi tiap tahun, saya kurang hafal angka persisnya. Yang jelas dari tahun ke tahun jumlahnya meningkat," tandasnya.

Karena keberhasilannya dalam bidang agrobisnis itik itu, enam tahun berturut-turut Pemerintah Kabupaten Cirebon mendapat penghargaan dari pemerintah pusat karena berhasil mengembangkan ternak itik. "Kalau boleh jujur, penyuplai itik terbesar di Indonesia adalah Kabupaten Cirebon. Makanya itik menjadi komoditi andalan Cirebon," tuturnya.

Disinggung tentang jumlah peternak itik yang ada selama ini, Ali tidak bisa merinci secara keseluruhan. Karena dalam satu desa hampir semua rumah memelihara itik. Seperti di Desa Kroya, Kecamatan Panguragan yang hampir semua masyarakatnya memelihara itik.

Dikatakan, pihaknya hanya mengetahui jumlah peternak itik yang masuk kelompok peternak. "Hingga kini ada sekitar 60 kelompok peternak itik, dan tiap kelompok ada 30 peternak. Angka itu berdasarkan jumlah kelompok peternak, karena jumlah peternak secara individu bahkan lebih banyak lagi, khususnya peternak rumahan," pungkasnya.