SILAHKAN TINGGALKAN PESAN DISINI



Suara Pembaca

Diposting oleh paguyubancirex Senin, 26 Juli 2010

Kereta Api yang Selalu Terlambat

Jakarta - Akhir pekan lalu saya ada acara di Surabaya. Karena mendadak akhirnya saya memilih menggunakan jasa kereta Api. Jumat, 16 Juli 2010 saya berangkat menggunakan Argo Bromo Anggrek. Seharusnya berangkat pukul 21.30 tetapi baru berangkat pukul 21.40. Sepanjang perjalanan kereta banyak berhenti. Padahal kelas Argo.

Tiba di Cirebon mengalami keterlambatan dan tentunya tiba di kota-kota lainnya pun terlambat. Tiba di Surabaya, 17 Juli 2010 pukul 10.30 seharusnya pukul 07.30. Mengalami keterlambatan hingga 3 jam. Akhirnya acara saya pun molor.

Minggu, 18 Juli 2010 saya pulang menggunakan Sembrani. Kereta ekspres di bawahnya Argo. Berangkat tepat waktu pukul 18.30. Akan tetapi sama mengalami keterlambatan. Sepanjang perjalanan setelah lewat Semarang kereta sering berhenti. Apalagi setelah lewat Cikampek. Sering berhenti dalam waktu yang cukup lama.

Tiba di Gambir, 19 Juli 2010 pukul 08.00 yang seharusnya pukul 05.25. Mengalami keterlambatan hingga 2,5 jam. Akhirnya saya terlambat masuk kantor.

Selain itu beberapa fasilitas dalam kereta tersebut banyak yang sudah rusak. Misalnya pada tempat duduk dan toilet. Itu berarti informasi yang saya baca di website kereta-api.co.id tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya.

Saya membaca informasi seputar kereta Argo Bromo Anggrek dan Sembrani, seperti dimuat di situs tersebut, akan tetapi pada kenyataannya berbeda. Misalnya Sembrani yang katanya mempunyai rangkaian baru, tapi ternyata beberapa fasilitasnya sudah rusak.

Beginikah pelayanan dan kinerja PT Kereta Api? Dan, yang sudah menjadi rahasia umum adalah, banyaknya penumpang yang membayar "di atas". Saya sangat menyesalkan pihak PT KA yang tidak menindak tegas para oknum Kondektur yang tidak memberlakukan denda tiket dua kali lipat bagi penumpang yang tidak memiliki tiket.

Itu terbukti dari banyaknya penumpang yang mengambil tempat di gerbong kereta makan atau di dekat pintu/ toilet. Bukankah kereta argo/ eksekutif tidak menjual tiket berdiri? Lalu mengapa banyak penumpang 'gelap' seperti itu? Ke mana larinya uang dari para penumpang 'gelap' tersebut?

Dudung KS
Radio Dalam Jakarta Selatan
dudung@kotasantri.net
02191344506