SILAHKAN TINGGALKAN PESAN DISINI



KECELAKAAN KERETA API

Diposting oleh paguyubancirex Senin, 04 Oktober 2010

SBY: Petugas yang Lalai Harus Diberi Sanksi

Jakarta - Bila hasil investigasi menyimpulkan bahwa penyebab kecelakaan KA di Pemalang adalah kelalaian petugas, maka yang bersangkutan harus dijatuhi sanksi. Sedangkan bila akibat prasarana yang kurang lengkap, maka harus segera dilengkapi.

Demikian kata Presiden SBY menyinggung tabrakan kereta api di Pemalang, Jawa Tengah, dan kecelakaan transportasi lainnya. Hal ini disampaikannya saat membuka sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (4/10/2010).

"Kalau ada memang kelalaian, apalagi sampai mengakibatkan korban jiwa, berikan sanksi. Begitulan sistem dan etika yang kita tegakkan," kata SBY.

Mengenai keterbatasan prasarana dan sistem tranportasi umum, Presiden SBY perintahkan untuk segera dilengkapi. Sebab bagaimana pun faktor keselamatan dan keamanan perjalanan yang menjadi prioritas.

"Kalau ada sarana dan sistem yang tidak lengkap, lengkapi. Kita tahu banyak yang membutuhkan sistem dan instrumen transportasi, silahkan dilengkapi," ujarnya.

Khusus kepada menteri terkait transportasi umum, Presiden SBY mengingatkan untuk mengelola menajemen dan melakukan pengawasan. Menteri harus memastikan jasa transportasi umum baik darat, laut dan udara berjalan baik, dengan turun langsung ke lapangan.

"Iklim dan cuaca memang tidak bersahabat , tetapi tidak ada alasan bagi kita untuk tidak menjalankan itu," tegas SBY.
:: News Link ::

=======================================
Sebelum Kecelakaan di Solo,
KA Gaya Baru Dilempari Batu


Jakarta - Dua kecelakaan KA terjadi pada 2 Oktober lalu. Salah satunya terjadi di Solo, yakni saat KA Gaya Baru Malam dari Surabaya-Jakarta ditabrak KA Bima jurusan yang sama. Sebelum kecelakaan terjadi, KA Gaya Baru sempat dilempari batu oleh massa.

Peristiwa naas itu terjadi pada Sabtu (2/10) sekitar pukul 02.39 WIB. Kejadian bermula saat KA Gaya Baru Malam masuk ke stasiun Purwosari, Solo. Kereta saat itu masuk ke lintasan satu, tetapi saat berhenti, kondisi kereta belum sempurna masuk ke lintasan satu.

"Gerbong terakhir masih berada di wesel, kemudian ditabrak oleh kereta Bima," kata Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Tundjung Inderawan saat jumpa pers di Stasiun Gambir, Jakarta, Senin (4/10/2010).

Tundjung menjelaskan, sebelum kecelakaan terjadi, ada massa yang melempari KA Gaya Baru Malam karena diduga ada suporter Persib Bandung yang akan pulang ke Bandung dari Sidoarjo. Ulah massa tersebut mengganggu psikologis masinis, sehingga dia tidak berani melanjutkan kereta hingga masuk sepenuhnya ke lintasan satu.

"Akibatnya masinis tidak bisa langsung masuk ke jalur satu sehingga ditabrak, terjadilah peristiwa naas itu," imbuh Tundjung.

Menurut Tundjung, lemparan terhadap KA yang melintas di Solo kerap terjadi. "Itu mulai dari daerah Palur sampai ke Purwosari, itu masyarakat sering melempari kereta," jelasnya.

Kecelakaan itu mengakibatkan gerbong terakhir KA Gaya Baru Malam mengalami kerusakan di sisi kirinya. Satu orang tewas dan 4 orang luka-luka dalam peristiwa tersebut.

::: News Link ::
========================
Cegah Ngantuk, Jumlah Masinis Harus Ditambah

Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengusulkan PT KA untuk merekrut masinis baru untuk mencegah terjadinya kecelakaan kereta akibat masinis mengantuk. Dengan merekrut masinis baru, sehingga jumlah jam kerja masinis 3 atau 4 jam.

"Ke depan dengan adanya dana yang ada, PT KA harus menambah jumlah masinis. Sehingga dengan jumlah banyak shift-nya bisa 3 atau 4 jam," ujar Menhub Freddy Numberi.

Menhub mengatakan itu di kantor Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (4/10/2010).

Menhub mengatakan, waktu kerja masinis 6 atau 8 jam dinilai cukup melelahkan. Sehingga dengan penambahan personel baru, jam kerja masinis bisa 3 atau 4 jam.

Selama ini, lanjut Menhub, pihaknya hanya memberi rekomendasi calon masinis yang dipilih. Pemilihan tetap dilakukan oleh PT KA.

"Rekrutmen mereka dilakukan PT KA, kita hanya membantu sertifikasi saja," kata Menhub.

Pada Sabtu 2 Oktober kemarin, KA Argo Anggrek menabrak KA Senja Utama tujuan Semarang yang sedang berhenti di Stasiun Petarukan, Pemalang, sekitar pukul 03.00 WIB dini hari. Gerbong terakhir KA Senja Utama hancur dan sebuah gerbong lagi terguling.

Kecelakaan maut itu mengakibatkan 34 orang tewas, dan 36 orang luka-luka. Dari total jumlah orang yang luka tersebut, 34 orang menderita luka berat, sedangkan 2 orang mengalami luka ringan.

30 Orang yang mengalami luka berat sudah dirujuk ke RS daerah di Solo, Semarang, dan Surabaya sesuai permintaan keluarga dan korban. Kecelakaan ini karena masinis KA Argo Anggrek mengantuk.
::: News Link ::