SILAHKAN TINGGALKAN PESAN DISINI



Tuut! Kereta Mini Bikin Betah Tapi Tak Murah

Diposting oleh paguyubancirex Rabu, 10 Maret 2010

Jakarta - Wendy dan Heru begitu terpesona. Mata dua bocah ini tidak bisa lepas dari rangkaian kereta api miniatur yang melintasi daerah perbukitan yang juga miniatur. Tangan mereka ingin menjangkaunya, namun seorang pegawai cafe mencegahnya.

Di Trainz Cafe, lantai 3, Pondok Indah Mal I, Jakarta Selatan, orang memang bisa betah duduk berlama-lama sambil menikmati makanan, melihat kereta api mini mengitari kota buatan .

"Enak main di sini, Om. Bisa lihat kereta-keretaan kayak beneran. Lagian tempatnya dekat Timezone, jadi bisa sekalian main," jelas Wendi saat ditanya detikcom, Rabu (10/3/2010).

Ternyata bukan hanya anak-anak saja yang tertarik dengan diorama kereta api di kafe tersebut. Dua perempuan berusia sekitar 40-an tahun juga tampak sangat menikmati diorama kereta mini itu sebelum pergi meninggalkan cafe.

Diorama kereta api memang menjadi andalan Trainz kafe. Pemiliknya, Ramzy Alkatiri, adalah penghobi miniatur kereta dan dia berharap diorama itu bisa menjadi kelebihan dibandingkan cafe lainnya.

"Tapi yang rutin ke sini biasanya para penggemar kereta miniatur. Mereka biasanya datang setiap akhir pekan," jelas Raziv, pengelola Trainz Kafe.

Luas cafe ini sekitar 20x10 meter. Di bagian depan ada toko miniatur dan aksesoris kereta. Diorama terdapat di bagian dalam menghadap pintu masuk, di samping tempat makan. Ada juga layanan bengkel perbaikan kereta yang rusak.

Diorama berukuran 17x2,5 meter menampilkan suasana pedesaan di Jerman. Dalam diorama itu terdapat sejumlah rumah mini khas pedesaan di Jerman. Ada juga stasiun, pemadam kebakaran, pabrik serta beberapa bangunan khas Eropa. Adapun latar belakangnya adalah pegunungan Harz yang terdapat di Jerman. Nuansa Jerman ini semakin terasa dengan melintasnya miniatur kereta api cepat InterCity Express (ICE) milik Deutsche Bahn (PTKA Jerman).

"Kami memang sengaja mengambil nuansa Jerman dengan latar belakang pegunungan Harz. Suasana Jerman sangat eksotis dengan bangunan rumah di pedesaan yang bernuansa klasik," jelas Raziv.

Untuk membangun sebuah diorama berskala 1:184 dengan kereta miniaturnya, tentu bukan perkara gampang. Butuh sedikitnya 6 pekerja dan memakan waktu selama hampir 2 bulan. Adapun biaya yang dikeluarkan mencapai Rp 700 juta. Biaya tersebut sudah termasuk pengadaan tiga rangkaian kereta api miniatur.

Biaya yang sangat besar ini cukuplah membayar kebanggaan sang pemilik. Diorama di Trainz Cafe diklaim yang terbesar di Indonesia. Diorama ini juga memakai arus listri AC dan DC sekaligus sehingga bisa memainkan kereta miniatur buatan Amerika dan Eropa.

Hal ini penting juga, karena para penghobi kereta api tidak hanya makan dan menonton kereta mini. Mereka juga memainkan kereta yang mereka bawa dari rumah. Jadi mereka makan sambil menonton kereta miliknya berputar-putar.

Tak heran kalau pengelola kafe agak kerepotan mengatur penggunaan lintasan. Belum lagi mengawasi lintasan dari tangan iseng anak-anak yang menggerakan tuas perpindahan jalur kereta. Akibatnya kereta bisa tabrakan. Oleh karena itu, laju kereta diatur lambat-lambat saja.

"Yang kami khawatirkan bukan anak-anaknya, tapi keretanya. Sebab kalau kereta bertabrakan dalam kecepatan tinggi bisa hancur-hancuran keretanya," terang Raziv.

Harga kereta miniatur memang tidak murah. Menurut Sukamto, penghobi dan penjual kereta miniatur, harga untuk lokomotifnya saja berkisar Rp 7-43 juta. Bahkan ada lokomotif kereta yang harganya mencapai Rp 100 juta. Belum lagi harga gerbong-gerbong rangkaian yang harganya berkisar Rp 700 ribu-3 juta per unitnya. Seluruh kereta miniatur dan aksesorisnya pun harus diimpor.
:: News Link::