Bandung - Penghentian operasioal Kereta Api Parahyangan jurusan Bandung-Jakarta dan sebaliknya, sangat disayangkan. Kereta yang sudah beroperasi hampir empat dekade ini memiliki banyak sejarah dan telah menjadi legenda. Demikian pandangan Komunitas pecinta kereta api, Indonesian Railway Preservation Society (IRPS). Mereka sangat menyayangkan dihapuskannya operasi Kereta Api (KA) Parahyangan. Kereta Parahyangan memiliki nilai historis karena sudah 39 tahun lebih melayani masyarakat, dan jadi moda unggulan sebelum ada pesawat angkutan jalan raya Jakarta-Bandung. "Kereta Parahyangan adalah legenda dan sejarah, sudah hampir 40 tahun sekarang hilang dalam sekejap," ujar Sekretaris Wilayah IRPS Bandung Ario Wibisono saat dihubungi detikbandung, Jumat (16/4/2010). Sebelum SK pengehentian operasi Kereta Parahyangan turun, diakui Ario, komunitas kereta api sudah mengetahui rencana tersebut. Namun mereka tidak bisa berbuat banyak karena sudah merupakan kebijakan perusahaan. "Kami sudah tahu, sebelum SK turun kami sudah tahu. Kami juga sempat push PT KA, tapi ternyata ada pertimbangan hitung-hitungan bisnis, kami tidak bisa mengajukan keberatan," jelasnya. Namun menurut Ario, para komunitas pecinta kereta api berharap agar PT KA tidak menghentikan secara total operasi Kereta Parahyangan. "Setidaknya sisakan satu perjalanan dalam sehari," tuturnya. Dipaparkan Ario, meski banyak yang beralih ke moda transportasi lain yang lebih cepat, tapi kereta api masih jadi alternatif moda transportasi untuk penumpang yang ingin bersantai. "Kalau yang tidak diburu waktu dan ingin rileks, kereta api jadi moda transportasi yang nyaman dan pas turun dari kereta masih fresh," ujarnya. Dari sisi historis pun, tambah Ario, kedua kota yaitu Bandung dan Jakarta, kurang lebihnya bisa lebih berkembang karena ada Kereta Parahyangan. KA Parahyangan mulai dioperasikan pada 31 Juli 1971 dengan jurusan Bandung-Jakarta. Menempuh perjalanan sejauh 173 kilometer dalam waktu rata-rata 3 jam.
::: News Link :::
0 komentar