SILAHKAN TINGGALKAN PESAN DISINI



Kondisi Layanan Stasiun Gambir Akhir 2009 dan Awal 2010

Diposting oleh paguyubancirex Minggu, 31 Januari 2010


Jakarta - Selama ini saya sering kali menjemput atau mengantar orang tua dari dan ke Stasiun Gambir. Berhubung usia orang tua sudah lanjut dan agak kesulitan bila berjalan saya selalu mengantar sampai ke peron di lt 3. Jadi biasanya saya parkir di halaman depan stasiun, beli karcis peron di loket (atau dulu bisa juga beli langsung di portir di ujung-ujung koridor lt 2), dan kemudian naik sampai ke peron.

Terakhir saya menjemput orang tua pada 31 Desember 2009 dan mengantar kembali tanggal 6 Januari 2010. Ada hal-hal yang berubah dan cukup membuat tidak nyaman, yaitu sebagai berikut:

1. Lokasi parkir depan ditutup dan dipindah ke bagian belakang stasiun. Waktu saya tanyakan ke petugas tiket katanya halaman depan sedang direnovasi sehingga menimbulkan kekurangnyamanan karena parkir lebih jauh dan agak kacau.

2. Pada waktu ke toilet bagian selatan lt 1 saya diminta tip oleh petugas kebersihan. Padahal jelas-jelas terpampang info 'toilet gratis'. Dulu-dulu sebelum lt 1 direnovasi dan toilet ada di dekat bagian gerai-gerai makanan memang toilet bayar. Tapi, setelah selesai renovasi jelas-jelas menjadi toilet gratis (kesan saya proficiat sekali). Tapi, mulai 31 Desember 2009 kemarin ternyata mulai ingin tidak gratis lagi.

3. Ternyata sekarang karcis peron tidak dijual dan pintu tiket checking di lt 1 dibuka lebar. Saya pikir sekarang sedang momen liburan jadi pintu dibuka untuk memudahkan lalu lintas orang. Atau memang sekarang tidak perlu bayar karcis peron. Biasa saya beli karcis peron. Jadi saya pikir terkesan sekali karena sekarang mungkin gratis.

4. Terakhir hari Rabu, 6 Januari 2010 sewaktu mengantar orang tua (berempat, saya, istri, orang tua, dan suster), berhubung datang masih cukup waktu, kami menunggu di tempat duduk lt 2. Sambil menunggu saya mengamati keadaan. Sekarang tangga turun dari lt 3 diberi penghalang besi dan setiap orang yang akan naik lewat tangga dihentikan PKD dan diarahkan lewat eskalator. Di eskalator dijaga oleh para PKD. Setiap orang yang akan naik eskalator distop.

Ada yang membayar pada PKD, ada yang menunjukkan tiket KA, ada yang lewat saja sambil PKD menggerutu atau menggumam kurang etis. Jadi, saya pikir, mungkin sekarang loket peron bisa langsung beli/bayar Rp 1,500 per orang di eskalator tersebut.

Pada saat ada panggilan untuk naik kereta kami bermaksud naik eskalator. Ternyata sama yaitu ditahan PKD juga. Tiket kami tunjukkan dan sekalian saya bermaksud menyerahkan Rp 3,000 untuk beli karcis peron (asumsi 2 orang dengan tiket dan 2 orang pengantar). Uang ditolak oleh petugas A sambil menunjukkan pengumuman pengantar dilarang naik ke peron.

Waktu saya jelaskan mengenai orang tua yang agak susah berjalan dan harus dituntun waktu naik eskalator petugas A agaknya bingung dan menyerahkan soal kami ini ke petugas B. Dengan posisi 'tegas' petugas B tetap bersikeras menahan saya walau sudah menjelaskan kondisinya kembali.

Saya coba pahami. Mungkin memang aturannya sekarang begitu (walaupun agak aneh, kok tidak memikirkan kondisi para penumpang yang memiliki keterbatasan ya). Oleh karena itu saya mengatakan ke petugas B, "Pak, karena saya tidak boleh naik, boleh minta tolong pak untuk menuntun orang tua saya naik eskalator, Pak, karena naik lewat tangga juga dilarang?"

Mungkin dikiranya saya susah diatur atau si petugas B itu agak malas membantu. Akhirnya si petugas B mengatakan, "ya udah naik, tapi itu uangnya bawa sini". Jadi, akhirnya saya serahkan Rp 3,000 ke petugas B dan tidak mendapat kertas karcis peron.

Asumsi saya kita berempat bisa naik karena saya konsen menuntun orang tua naik eskalator. Begitu naik lebih kurang 2 m saya baru sadar ternyata istri dan suster sedang ditahan oleh petugas C. Agak emosi saya waktu itu. Akhirnya karena sudah naik tinggi saya agak berteriak untuk menyuruh mereka ikut naik sambil berkata, "kan sudah bayar tadi."

Jadi, kira-kira, kesan yang saya rasakan semakin baik setelah renovasi lt 1 minimal 1-2 tahun terakhir terhadap Stasiun Gambir menjadi langsung berbeda dan menjadi tidak nyaman dengan adanya kejadian dalam hari-hari terakhir ini. Selama ini saya sangat berusaha mengikuti aturan di sana. Tetapi, kayaknya sedang disalahgunakan oleh oknum-oknum yang hanya ingin mencari kesempatan dalam kesempitan.

Demikian sekedar info kejadian-kejadian yang saya alami di Stasiun Gambir akhir tahun 2009 dan awal tahun 2010 ini. Mudah-mudahan bisa menjadi perhatian bagi pihak-pihak yang berwenang. Terima kasih.

Arwan
Karawaci
amzas@hotmail.com