SILAHKAN TINGGALKAN PESAN DISINI



Pencopotan Kepala Rutan Tak Cukup, Harus Ada Perbaikan Sistem

Diposting oleh paguyubancirex Selasa, 12 Januari 2010


Pencopotan Kepala Rutan Tak Cukup, Harus Ada Perbaikan Sistem

Langkah Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar yang menonaktifkan Karutan Pondok Bambu Sarju Wibowo pasca sidak fasilitas mewah di rutan Pondok Bambu patut diapresiasi. Namun hal tersebut dinilai tidak cukup.

"Saya kira itu tindakan sangat postif dari menteri. Tapi hal itu bukan solusi, perlu diikuti perbaikan sistem," ujar anggota Satgas Pemberantasan Mafia Hukum, Mas Achmad Santosa melalui telepon, Selasa (12/1/2010) malam.

Menurut pria yang biasa dipanggil Ota ini, sidak yang dilakukan Satgas hanyalah terapi kejut. Sidak ini dimaksudkan agar semua pihak bisa mengevaluasi dan saling memotivasi untuk berubah lebih cepat.

"Ini kan terapi kejut saja, untuk memotivasi agar ada percepatan perbaikan sistem itu sendiri," imbuhnya.

"Tindakan terhadap orang yang bertanggungjawab itu perlu, tetapi harus tetap ada perbaikan sistem. Tidak bisa dengan cara-cara penindakan semua akan berubah," tambahnya.

Kalau usulan agar Dirjen Pemasyarakatan juga dicopot terkait hal ini? "Kita serahkan saja pada Menkum HAM, Irjennya (Inspektorat Jenderal) kan sedang melakukan pemeriksaan terhadap fakta ini," jelasnya.

Menurut pria berkepala plontos ini, masalah pemberian fasilitas mewah untuk napi sebenarnya bisa mudah diminimalisir. Namun karena lembaga hukum di Indonesia memiliki persoalan dengan sistem pengawasan, maka praktek seperti hal tersebut masih kerap terjadi.

"Intinya di persoalan sistem pengawasan. Kita ingin agar sistem pengawasan di lembaga-lembaga hukum diperkuat," terangnya.

Meski demikian, Ota menjelaskan, langkah satgas tidak mungkin berjalan mulus tanpa adanya dukungan penuh dari Menteri Hukum dan HAM. Satgas menilai Patrialis Akbar menunjukkan semangat untuk berbenah diri.

"Menkum HAM memiliki kemauan yang sangat kuat pada upaya-upaya yang kami lakukan. Beliau begitu comfortable. Dia punya greget untuk membenahi," tandasnya.

Sebelumnya, pada Minggu (10/1/2010) malam, satgas pemberantasan mafia hukum melakukan sidak di rutan Pondok Bambu, Jaktim. Mereka memergoki adanya sejumlah pemberian fasilitas mewah terhadap narapidana khusus seperti Artalita Suryani dan Aling (terpidana kasus narkoba).

Ditemukan AC, TV, hingga fasilitas karaoke di ruangan dua orang tersebut. Tentu fasilitas ini berbeda jika dibandingkan dengan ruangan sel narapidana lainnya. Sidak tersebut berujung pada penonaktifan Karutan Pondok Bambau Sarju Wibowo oleh Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar.

Sumber Bewrita