SILAHKAN TINGGALKAN PESAN DISINI



SUARA PEMBACA

Diposting oleh paguyubancirex Selasa, 23 Maret 2010

Keamanan di KA Gajayana Malang - Jakarta Tidak Terkontrol


Jakarta - Saya sebagai penumpang Kereta Api (KA) Gajayana jurusan Malang - Jakarta. Ingin berbagi pengalaman menggunakan kereta tersebut. Pada hari Sabtu, 20 Maret 2010 saya dan keluarga menggunakan jasa KA Gajayana dalam perjalanan pulang dari Malang ke Jakarta dengan lama perjalanan sekitar 15 jam.

Fasilitas yang dimiliki KA Gajayana sudah banyak yang diperbaharui. Setidaknya tidak hanya fasilitas tempat duduk dan toilet yang baik yang kita dapat. Akan tetapi fasilitas keamanan juga harus diperhatikan agar para penumpang merasa nyaman karena harga tiket yang mahal yang harus kita bayar untuk dapat menggunakan jasa KA Gajayana ini.

Saya sebagai salah satu penumpang merasa sangat kecewa karena KA Gajayana yang kami pergunakan keamanannya tidak terkontrol dengan baik. Ibu saya kehilangan sejumlah uang ketika kami sedang menggunakan kereta tersebut di gerbong 2. Kejadian itu bermula ketika Ibu saya tertidur dalam perjalanan karena perjalanan yang ditempuh cukup jauh Malang - Jakarta sekitar 15 jam perjalanan.

Sepengetahuan Ibu saya tas miliknya ditaruh di pojok bawah kaki beliau berhimpitan dengan tembok kereta. Akan tetapi dengan herannya tas tersebut telah berpindah tempat ke samping lorong jalan antara kursi penumpang sedangkan di samping kursi Ibu saya ada Bapak saya yang sedang tertidur juga.

Sepertinya hal ini tidak mungkin terjadi jika tas milik Ibu saya berpindah tempat dengan sendirinya. Itu terjadi ketika KA Gajayana memasuki Purwokerto pada subuh dini hari. Kronologinya seperti ini Minggu, 21 Maret 2010 ketika Ibu saya terbangun untuk Sholat Subuh. Dikarenakan melihat tasnya sudah berpindah tempat Ibu saya langsung memeriksanya, dan ketika diperiksa uang Ibu saya di dalam tas sudah raib entah ke mana.

Seketika itu pun kami lapor ke pihak keamanan di dalam KA Gajayana. Ada seorang polisi dan Polsuska di sana. Mendengar laporan dari kami pihak keamanan kereta justru menanggapinya dengan tenang dan terkesan seperti menyalahkan Ibu saya yang katanya lenggah tidak menjaga barang pribadinya dengan baik.

Saya berpikir susah juga kalau saya terus mendesak tetapi tidak ada tanggapan. Walaupun akhirnya mereka menanggapi laporan kami dengan memeriksa kereta untuk mencari orang yang kami curigai karena Ibu.

Saya sempat menegur salah satu penumpang yang dilihat oleh Ibu. Saya ketika itu sedang mengintip. Memperhatikan Ibu saya dari pintu gerbong dekat toliet. Ketika Ibu saya tegur orang tersebut pergi ke gerbong lainnya (gerbong 1).

Kemudian petugas keamanan hanya memeriksa gerbong di mana kita curigai bahwa pelaku berjalan ke arah gerbong tersebut (gerbong 1). Banyak penumpang yang masih tertidur dengan menutupkan wajah mereka memakai selimut. Pihak keamanan terlihat tidak antusias untuk meminta kepada penumpang agar membuka penutup selimut yang menutupi wajah mereka agar kami bisa melihat wajah orang yang kami curigai.

Kami memaklumi mungkin polisi menjaga kenyamanan penumpang jika kita meminta mereka untuk membuka selimut. Tetapi, pastinya mereka mengerti jika mendengar penjelasan dari pihak keamanan.

Karena tidak menemukan orang yang kami curigai akhirnya pihak keamanan pun pergi meninggalkan kami tanpa sepatah kata pun. Sepertinya tidak terjadi apa-apa. Saya dan keluarga kembali bingung terhadap prosedur keamanan di KA Gajayana ini karena sepengetahuan saya dan keluarga setidaknya jikalau kita melapor kehilangan sesuatu kepada pihak kemananan yang bertugas kita seharusnya mendapatkan surat keterangan resmi atas pelaporan kehilangan barang milik kita mungkin bisa disebut BAP. Akan tetapi di KA Gajayana ini kita tidak mendapatkan BAP tersebut.

Apakah memang seperti ini prosedurnya. Saya dan pihak keluarga sendiri kurang paham atas hal seperti ini (mohon penjelasan bila ada pembaca yang mengetahui prosedur yang seharusnya kita dapatkan sebagai penumpang KA).

Karena tidak menemukan titik terang saya dan Ibu saya berusaha untuk mengikhlaskan saja uang yang hilang milik kami. Itu pun juga dikarenakan kami melihat dari gelagat pihak keamanan KA Gajayana yang sepertinya mengganggap laporan kehilangan dari kami sebagai laporan yang biasa saja.

Tidak lama setelah Ibu saya kehilangan uangnya ternyata digerbong 1 itu pun juga ada laporan dari penumpang lain karena kehilangan laptopnya. Perlakuan yang sama pun di dapat oleh pemilik laptop tersebut. Untuk menindaklanjuti rasa ketidakpuasan dari saya dan keluarga akhirnya kita sepakat untuk melaporkan kejadian tersebut ke pihak keamanan di Stasiun Gambir setelah sampai di Jakarta nanti.

Setelah sampai di Jakarta kita melaporkan kejadian tersebut ke pihak keamanan di Gambir. Ternyata petugas keamanan di Gambir pun memberi tahu kalau kejadian seperti itu di kereta api sering terjadi. Bukan rahasia lagi kalau di kereta eksekutif terdapat sekelompok oknum yang mengganggu kenyamanan penumpang.

Sejauh ini oknum dari kereta lain seperti KA Bima sudah pernah tertangkap tapi untuk KA Gajayana pihak keamanan di Stasiun Gambir (Jakarta) tidak dapat berbuat banyak dikarenakan alasan dari mereka bahwa yang bertanggung jawab atas KA Gajayana adalah management KA Gajayana yang berada di Malang. Prosedurnya setelah kita melaporkan di kantor management Stasiun Gambir (Jakarta) kita juga harus melaporkan kejadian tersebut ke stasiun Kota Baru (Malang).

Oleh karena kita sudah berada di Jakarta untuk sementara waktu berita pelaporan kehilangan dari kami ditampung di kantor keamanan Stasiun Gambir (Jakarta). Mereka membuatkan BAP untuk kami sebagai surat pengantar yang bisa kami ajukan ke Management Stasiun KotaBaru Malang untuk diteruskan ke Management KA Gajayana.

Pihak keamanan di Stasiun Gambir pun berjanji untuk membantu kami melanjutkan laporan tersebut ke pihak yang lebih berwenang menangani kejadian seperti ini. Agar dapat diproses lebih lajut. Rencana BAP yang kami miliki akan kami bawa ke Malang sekitar 2 minggu ke depan setelah Om saya selesai tugas dari Riau dan balik ke rumahnya di Malang. Karena, BAP tersebut harus kita sampaikan sendiri ke Stasiun Kota Baru Malang.

Tujuan keluarga kami membuat tulisan ini dan kami kirim ke surat pembaca bukan untuk mencemarkan nama baik KA Gajayana dan pihak management yang terkait. Akan tetapi kami berharap tulisan ini bisa menjadi pelajaran berharga buat kami dan orang lain yang akan menggunakan KA Gajayana agar lebih berhati-hati lagi dikarenakan keluarga kami banyak yang tinggal di Malang. Otomatis pilihan transportasi yang kami gunakan adalah KA Gajayana ini selain KA Mataremaja dan pesawat terbang tentunya.

Mohon sekiranya ini bisa menjadi masukan untuk management dan pihak-pihak terkait atas pelaksana KA Gajayana sehingga tidak terjadi lagi hal-hal yang akan merugikan penumpangnya. Terima kasih kepada KA Gajayana karena sudah memberikan kami pengalaman yang tidak mungkin bisa kami lupakan dan ini akan menjadi pelajaran yang sangat berharga untuk kami sebagai penumpang kereta tersebut agar lebih berhati-hati lagi.

Sebagai catatan ini adalah nomer BAP yang kami dapat di Kantor Keamanan KA Stasiun Gambir: POLSUSKA DAOP I gambir no 598/B/DAOPS I/2010 tanggal 21/03/2010 pk 08.20 WIB.

Mila
Pasar Minggu Jakarta Selatan
milanews14@yahoo.com
021-99012678