Bertemu Jodoh di Kereta Penuh Kenangan
  Kesan menaiki KA Parahyangan Bandung-Jakarta PP tidak hanya dirasakan  oleh komunitas pecinta KA saja. Penumpang biasa yang rutin menggunakan  KA Parahyangan juga memiliki kesan yang berbeda-beda.  Edwin (39)  misalnya, mengaku di KA Parahyangan dirinya mendapatkan jodoh. "Saya  ketemu dengan Risma, istri saya di kereta api. Itu sekitar tahun 2008,"  ujar fotografer freelance asal Bandung ini. Ia pun menyayangkan  dihentikannya operasi KA Parahyangan karena banyak kenangannya.  Sementara  itu, Rismaya (35), istri Edwin juga merasa kehilangan KA Parahyangan.  Padahal diakuinya, saat pertama kali berkarier di Jakarta, dia  menggunakan KA Parahyangan.  "Dulu saya ngelamar kerja ke  Jakarta bolak-balik pakai KA Parahyangan. Sekarang pun saya sudah kerja  jarang pakai travel selalu pakai kereta, kecuali teburu-buru baru pakai  taravel," ujar karyawan sebuah bank di Jakarta ini.  Hal senada  dinyatakan Suherman (55) yang telah naik KA Parahyangan sejak tahun  1990. Menurutnya dalam setiap perjalanan KA Parahyangan menyimpan banyak  kenangan.  "Saya naik dari tahun 1990. Dari jaman tiket 12 ribu  sampai sekarang 45 ribu," ujarnya. Hampir setiap Sabtu atau Senin saya  pasti bolak balik Bandung-Jakarta pakai kereta ini.  Momen yang  paling berkesan menurut Suherman saat Hari raya Idul Fitri. "Itu kalau  pas hari raya berjubel rame banget. Memang berdesakan tapi lebih terasa  kesannya," ceritanya.::: News Link :::


 
 


0 komentar