SILAHKAN TINGGALKAN PESAN DISINI



Meski Didemo, Gambir Tetap Ditata

Diposting oleh paguyubancirex Rabu, 10 Maret 2010

KOMPAS/AGNES RITA SULISTYAWATY
Demonstran memenuhi pelataran Stasiun Gambir, Rabu (10/3). Mereka yang terdiri dari sopir kendaraan umum dan anggota lembaga swadaya masyarakat itu memaksa bertemu Kepala PT Kereta Api Daop I, memprotes pembatasan angkutan umum yang diperbolehkan mencari penumpang di dalam stasiun.
PELAYANAN PUBLIK
Meski Didemo, Gambir Tetap Ditata

Kamis, 11 Maret 2010 | 03:14 WIB

Jakarta, Kompas - Penataan Stasiun Gambir merupakan upaya PT Kereta Api untuk memperbaiki citra. Seperti pemilik rumah, PT Kereta Api memperbaiki stasiun ini agar menjadi ”rumah” yang nyaman dan tertib bagi pengguna jasa kereta api.

Penataan itulah yang membuat PT Kereta Api juga menata angkutan umum lanjutan, seperti taksi. Sejumlah taksi yang tidak memenuhi standar pelayanan, seperti sopir yang tertib, perusahaan taksi yang jelas, serta adanya tempat komplain penumpang, tidak diperkenankan masuk stasiun.

”Di suatu tempat, harus ada aturan-aturan tertentu. Ada aturan di stasiun itu dan aturan harus dilaksanakan,” ucap Wakil Kepala Daop I Jabodetabek Muhardono, Rabu (10/3).

Permintaan para sopir yang berdemonstrasi, menurut Muhardono, merupakan keinginan dan kemauan mereka yang tidak bisa dituruti PT Kereta Api. Penertiban yang dilakukan PT Kereta Api bertujuan membuat Stasiun Gambir menjadi stasiun kelas dunia.

Ricuh

Gara-gara tidak terima dengan keputusan penataan angkutan di Stasiun Gambir, sopir angkutan umum menggelar unjuk rasa di stasiun itu kemarin. Dalam aksi ini, kericuhan terjadi.

Awalnya, para sopir taksi, bajaj, dan ojek yang tergabung dalam Frontrans Indonesia menutup jalan masuk stasiun dengan kendaraan mereka. Penutupan jalan ini kemudian diurai polisi dan petugas keamanan Stasiun Gambir.

Para pengunjuk rasa kemudian mendesak masuk kawasan stasiun. Petugas keamanan semula menutup pagar menuju bagian dalam stasiun.

Dorong-mendorong pagar antara pengunjuk rasa dan petugas keamanan tidak terelakkan. Lama-kelamaan, para pengunjuk rasa tidak sabar dan memanjat pagar agar bisa masuk ke dalam stasiun.

Mereka mendesak bertemu Kepala PT Kereta Api Daerah Operasional (Kadaop) I selaku penanggung jawab kebijakan stasiun-stasiun di wilayah Jabodetabek. Namun, upaya ini tidak berhasil karena Kadaop sedang bertugas di luar kota.

Demonstran sempat berkeliling mengecek ruangan yang ada di stasiun untuk mencari Kadaop. Pencarian sempat dilanjutkan hingga ke lantai II stasiun. Langkah ini sempat membuat sebagian calon penumpang kereta api khawatir.

Tania, salah satu calon penumpang KA Parahyangan, memilih menepi sambil menggendong anaknya karena takut melihat demonstran berkeliling di lantai II tempat penumpang menunggu kereta api.

Muhardono mengatakan, pihaknya telah memanggil perwakilan demonstran untuk membicarakan tuntutan mereka. Namun, hal itu tidak membuahkan hasil.

”Saya tidak mungkin menemui seluruh pengunjuk rasa yang sedang emosi karena saya bisa terpancing emosi juga,” kata Muhardono

::;News Link::