SILAHKAN TINGGALKAN PESAN DISINI



Penumpang Tuding PT KAI Arogan

Diposting oleh paguyubancirex Jumat, 24 Agustus 2012

Ribuan masyarakat kecewa dan menilai PT Kereta Api Indonesia (KAI) arogan alias kejam, bertindak semaunya sendiri tanpa memikirkan kesusahan orang lain.
Keluhan penumpang tersebut terkait dihanguskannya 5 ribu tiket kereta yang sudah dibeli penumpang karena tidak sesuai dengan identitas penumpang.

“Saya melihat pimpinan PT Kereta Api memanfaatkan momen Lebaran untuk menindas penumpang. Mereka tau kondisi sekarang ini orang kejepit kesulitan mencari angkutan mudik, dan kesempatan itulah dimanfaatkan PT Kereta Api supaya kami membeli tiket lagi,” papar Fredy Kartanto, penumpang asal Tegal, Jawa Tengah.

Menurutnya, dia membeli tiket jauh hari sebelum Lebaran dan meminta tolong adiknya pergi ke loket Stasiun Gambir pada bulan Mei 2012. Saat itu adiknya disuruh mengisi nama dan KTP tapi petugas tidak menjelaskan lebih rinci kalau harus KTP yang akan berangkat.

“Waktu itu adik saya mengira KTP adik saya yang ditanya, mangkanya yang tertera nama dan nomor KTP di tiket adalah adik saya,” cerita Fredy menyesalkan sikap manajemen Kereta Api.

“Saat mau masuk stasiun saya dilarang naik ke atas kereta karena di tiket tidak sesuai denan identitas, meskipun saya jelaskan itu nama adik saya, petugas tidak mau tau,”tambahnya.

Dengan nada kesal, Fredy menceritakan akhirnya dia diharuskan membeli tiket baru lagi dan menambah 25 persen dari harga tiket yang berlaku saat itu. “Ini jelas pemerasan. Pemerintah cuma gembar-gembor membantu masyarakat mudik, tapi disatu sisi membiarkan BUMN Kereta Api memeras penumpang.”
Beberapa penumpang lainnya menuturkan, kalau nama yang tertera di tiket adalah nama panggilan sehari-hari atau nama pendek panggilan mereka tetap saja tiketnya dianggap tidak berlaku dan disuruh membeli tiket baru. “Harusnya ada petugas khusus di loket yang mensosialisasikan. Sebab waktu saya antri tiket bulan Juli lalu tidak ada yang memberitahu,” kata Achwan, warga Kelapa Gading.

Dirut PT KAI Ignasius Jonan membenarkan pihaknya sudah menerapkan system boarding pass dalam pembelian tiket kereta api dan mengakui ada 5 ribu tiket kereta api hangus karena nama yang tertera dalam tiket tidak sesuai dengan kartu identitas yang dimiliki.

“Limaribu tiket yang hangus tergolong kecil tidak sampai 0,5 persen dari total tiket yang terjual sebanyak 1,308 juta tiket selama Idul fitri,” kata Jonan.
Menurut Jonan, penyebab utama tiket yang hangus selain tiket tidak sesui identitas juga calon penumpang menuliskan nama panggilan atau nama julukan.
Namun lanjut Jonan, pihaknya masih memberikan toleransi hingga akhir Agustus 2012, tiket yang tidak sesuai harus membeli tiket baru dengan nomor kursi yang sama dan hanya membayar tambahan 25 persen dari harga tiket yang berlaku saat itu.

“Tapi mulai 1 September 2012 tidak ada toleransi lagi. Kalau tidak sesuai nama, kami anggap hangus dan tidak bisa dibeli ulang,” katanya.
Jonan mengatakan tidak ada larangan membelikan tiket untuk orang lain. Asalkan nama yang tertera adalah nama penumpang yang akan berangkat sebab akan ada pemeriksaan di peron dan di atas kereta. (dwi)